LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II
(UJI KATION DAN
ANION)
Oleh :
Kelompok :
IV
Anggota :1. Alfahru Mangidi (A1C413050)
2. Apasari (A1C413076)
3. Elok Dwi Larasati (A1C413010)
4. Madya Citra (A1C413022)
5. St. Nur Soraya
Ishak(A1C413038)
6. WD Mustika Insan (A1C413062)
7. Asriani (A1C411092)
8. Wahyuningsih (A1C411028)
Asisten :
Afrianti S Lamuru
LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis kualitatif merupakan salah
satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serat
ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan
beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua
pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau kation suatu larutan.
Dalam analisa anion atau kation berupa larutan dapat langsung dianalisis,
tetapi apabila berupa zat padat atau campuran padat dan cair, perlu dicari
pelarut yang sesuai. Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation
diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu
terhadap beberapa reagensia. Dengan menggunakan reagensia dapat ditentukan ada
tidaknya golongan-golongan kation dan juga memisahkan golongan-golongan ini
untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kelima golongan itu adalah golongan I (golongan
perak), golongan II (sulfide), golongan III (hidroksida, golongan IIIA,
sulfida, golongan IIIB), golongan IV (golongan kalsium), golongan V (golongan
sisa). Dalam analisis anion dilakukan dengan mengamati perubahan spesifik dari
suatu analit meliputi perubahan warna, keberadaan gas, maupun baunya.
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukanlah praktikum uji kualitatif
identifikasi kation dan anion.
B. Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk melakukan analisis kuantitatif senyawa kimia melalui
uji katin dan anion.
C. Prinsip Praktikum
Prinsip percobaan praktikum ini
adalah mengidentifikasi baik kation
maupun anion sesuai pereaksi tertentu yang memungkinkan terpisahnya kation
maupun anion dari suatu sampel berdasarkan sifat fisik dan kimianya berupa
adanya endapan perubahan warna maupun timbulnya gas.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah
sebagai berikut :
No
|
Nama Alat
|
1.
|
1 Set Tabung Reaksi
|
2.
|
Botol Semprot
|
3.
|
Pipet Tetes
|
4.
|
Gelas Kimia 25 ml dan 100 ml
|
6.
|
Kertas Saring
|
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut
:
No
|
Nama Bahan
|
1.
|
AgNO3
|
2.
|
PbCl2
|
3.
|
CuSO4
|
4.
|
FeCl3
|
5.
|
KBr
|
6.
|
NaNO2
|
7.
|
NH4SCN
|
8.
|
HCl 2 M
|
9.
|
H2O
|
10.
|
NaOH
|
11.
|
H2SO4
|
12.
|
Alkohol
|
13.
|
K4Fe(CN)6
|
14.
|
KSCN
|
15.
|
( NH4)2CO3
|
16.
|
CHCl3
|
17.
|
KMnO4 1 M
|
B. Prosedur Kerja
Prosedur kerja percobaan ini adalah sebagai berikut :
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
1.)
Uji Spesifik Kation
No.
|
Perlakuan
|
Hasil
Pengamatan
|
Keterangan
|
1.
|
Uji Kation Ag+
AgNO3 + setetes HCl 2M dan
dicuci dengan H2O
|
Terdapat
endapan putih dan larutan menjadi keruh.
|
Terdapat
kation Ag+
|
2.
|
Uji Kation Pb2+
a)
1 ml
larutan sampel + K2CrO4
b)
Endapan
terbentuk + NaOH 2 M
c)
1 ml
larutan sampel + H2SO4 2 M + Setetes Alkohol
|
Dari bening menjadi putih susu dan terbentuk
endapan kuning.
Dari bening menjadi putih susu dan terbentuk
endapan
|
Terdapat
kation Pb2+
|
3.
|
Uji Kation Cu2+
CuSO4 + HCl 2 M + setetes K4Fe(CN)6
|
Berwarna biru (CuSO4) dan Terbentuk endapan
merah coklat.
|
Terdapat
kation Cu2+
|
4.
|
Uji Kation Fe3+
a) 1 ml larutan FeCl3 + setetes larutan KSCN
b)
FeCl3 + setetes
larutan K4Fe(CN)6
|
Terbentuk endapan merah bata.
Dari bening menjadi biru tua
|
Terdapat
kation Fe3+
|
2.)
Uji Spesifik Anion
a)
Kelompok Halogenida
No
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Keterangan
|
1.
|
Br-
( KBr )
I.
1 ml
larutan sampel + beberapa tetes AgNO3 + 5 tetes HNO3
II.
Selanjutnya
+ 10 tetes ( NH4)2CO3
III.
1 ml
larutan sampel + 5 tetes CHCl3 + 3 tetes KMnO4 1 M + 3
tetes H2SO4. Kocok
|
Terbentuk dua lapisan bening.
Terbentuk dua lapisan.
Berwarna putih, menjadi coklat ditambah adanya
endapan. Setelah itu menjadi adanya endapan dan ada dua lapisan.
|
Bereaksi
|
b)
Kelompok Nitrit
No
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Keterangan
|
1.
|
NO2-
( NaNO2)
1 ml sampel NaNO2 diasamkan dengan H2SO4
+ 2 tetes thieureum 10 % dibiarkan selama 5 menit + setetes FeCl3 0,1
M
|
Berwarna kuning dan terdapat gas.
Kuning Transparan dan terdapat gas
|
Bereaksi
|
2.
|
SCN
(NH4SCN)
1 ml larutan NH4SCN + 3 tetes FeCl3
|
Kuning tua menjadi merah darah.
|
Bereaksi
|
B. Reaksi - Reaksi
1. Pada Uji Kation
ø Uji Ag2+
ø Uji Pb2+
ø Uji Cu2+
ø Uji Fe3+
2.
Pada Uji Anion
ø Uji SCN-
C. Pembahasan
Dalam percobaan
kali ini, kita menggunakan prinsip yang sederhana untuk mengidentifikasi ada tidaknya suatu kation maupun anion dalam suatu senyawa dengan melihat
ada tidaknya endapan ketika senyawa yang diidentifikasi ditambahkan suatu pereaksi tertentu. Indikator lain yang digunakan adalah dengan
melihat perubahan warna yang terjadi setelah reaksi berlangsung.
Secara umum, pereaksi-pereaksi yang digunakan untuk
pemisahan kation maupun anion didasarkan pada kemampuan peraksi untuk
mengoksidasi ion-ion dalam sampel yang akan diidentifikasi. prinsip ini sama
pada semua pengidentifikasian yang dilakukan.
Uji lain yang dilakukan untuk mengidentifikasI keberadaan kation atau
anion tertentu adalah dengan mneguji kelarutannya. Dalam pengujian kelarutan
ini, berlaku prinsip bahwa perekasI yang diguanakan haruslah mampu berikatan
dengan ion-ion yang terurai dari sampel hingga menjadi produk baru dalam suatu
pencampuran yang dilakukan.
Untuk uji kation identifikasi dari Ag+,
sampel yang digunakan adalah AgNO3 dengan cara mencampurkan larutan
tersebut dengan HCl menghasilkan endapan putih, HCl berfungsi untuk mempercepat
pengendapan kemudian menambahkan H2O hasilnya tetap sama yaitu
terdapat endapan putih dan kemudian ditambahkan dengan larutan (NH4)2CO3
untuk melarutkan endapan dan terbentuk senyawa kompleks [Ag(NH3)2]+. Pada identifikasi timbal (Pb) mula-mula
mengambil beberapa tetes larutan contoh, kemudian ditambahkan dengan K2CrO4
terdapat endapan kuning. Penambahan K2CrO4 untuk
mempercepat terjadinya endapan, kemudian dengan larutan NaOH larutan tersebut
tidak berubah yang terbukti dengan terlihatnya warna endapan kuning.
Identifikasi kation Pb2+ juga dilakukan dengan penambahan H2SO4
2M dan alkohol 96% menghasilkan endapan putih dari senyawa PbSO4.
Penambahan H2SO4 untuk mempercepat terjadinya endapan.
Identifikasi Cu2+ menggunakan larutan CuSO4 sebanyak 1
tetes kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan setetes HCl 2M dan setetes K4Fe(CN)6
menghasilkan larutan menjadi warna biru. Identifikasi Fe3+ menggunakan
larutan FeCl3 4%, dimana FeCl3 4% dipipet sebanyak 1
tetes kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 tetes K4Fe(CN)6
2M, menghasilkan endapan putih dari senyawa Fe4(Fe(CN)6)3
. Ini membuktikan bahwa dalam larutan terdapat Fe3+.
Untuk uji anion, identifikasi SO42-
pertama-tama endapan BaSO4 dilebur dengan Na2CO3
dan dilarutkan dengan H2SO4 menghasilkan endapan putih.
Identifikasi PO43- menggunakan larutan K2HPO4
sebanyak 3 tetes kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 tetes HNO3
dan 3 tetes ammonium molibdat menghasilkan endapan kuning. Identifikasi SCN-
menggunakan larutan NH4SCN sebanyak 1 tetes ditambahkan 1 tetes FeCl3
0,1 M menghasilkan larutan menjadi warna merah darah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:
Perak bereaksi positif dengan asam klorida membentuk
endapan putih. Timbal bereaksi positif dengan kalium kromat membentuk endapan
kuning dan timbal bereaksi positif dengan natrium hidroksida membentuk endapan
kuning. Tembaga bereaksi positif dengan asam klorida membentuk endapan merah
coklat. Besi bereaksi positif dengan kalium heksasiano ferrat membentuk warna
biru. Sulfat bereaksi positif dengan barium sulfat membentuk endapan putih.
Fosfat bereaksi positif dengan ammonium molibdat membentuk endapan kuning.
Sianida bereaksi positif dengan besi klorida membentuk warna merah darah.
B. Saran
Saran untuk percobaan ini ialah
sebaiknya
Komentar
Posting Komentar