LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMEN PERCOBAAN I (PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM DENGAN TEHNIK KURVA STANDAR DAN PENENTUAN PARAMETER KINERJA ANALISIS SPEKTROFOTOMETER UV-VIS)
LAPORAN
PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMEN
PERCOBAAN
I
(PENENTUAN
KONSENTRASI LOGAM DENGAN TEHNIK KURVA STANDAR DAN PENENTUAN PARAMETER KINERJA
ANALISIS SPEKTROFOTOMETER UV-VIS)

OLEH:
NAMA : ILHAM PRATAMA
STAMBUK : A1C4 13 015
KELOMPOK : IV A
ASISTEN :
LM. SADAM AL-A’RAF, S.Pd
LABORATORIUM
PENGEMBANGAN UNIT KIMIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu proses yang dilakukan terkait dengan
pekerjaan dan riset dalam bidang kimia adalah pengukuran analitik. Tujuan
pengukuran kimia pada prinsipnya adalah untuk mencari “nilai sebenarnya” dari
suatu parameter kuantitas kimiawi. Nilai sebenarnya adalah nilai yang
mengkarakterisasi suatu kuantitas secara benar dan didefinisikan pada kondisi
tertentu yang eksis pada saat kuantitas tersebut diukur menggunakan alat
instrumen. Untuk memahami suatu instrument adalah dengan memahami alatnya dulu.
Inti dari pekerjaan dengan spektrofotometer UV-Vis adalah sinar. Sinarnya
berasal dari dua lampu yang berbeda, yaitu wolfram untuk sinar visible dan
lampu deuterium untuk sinar ultraviolet.
Sample
yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memiliki warna. Hal
ini menjadi kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri visible.
Oleh
karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat
berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa
berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya bereaksi
dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang
dihasilkan harus benar-benar stabil.
B.
Tujuan Percobaan
Tujuan
dilakukannya percobaan ini yakni untuk mengetahui cara menentukan konsentrasi
besi (III) dengan metode spektrofotometri UV-VIS dengan tehnik kurva standar
serta mengetahui parameter kinerja dari
spektrofotometri UV-VIS.
C.
Manfaat Percobaan
Dapat
mengetahui cara menentukan konsentrasi besi (III) dengan metode
spektrofotometri UV-VIS dengan tehnik kurva standar serta dapat mengetahui
parameter kinerja dari spektrofotometri
UV-VIS.

TEORI PENDUKUNG
A. Pengenalan
Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri
UV-Vis adalah metode analisis berdasarkan interaksi antara radiasi
elektromagnetik ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm)
dengan memakai instrumen spektrofotometer dengan suatu materi (senyawa). Metode ini berdasarkan penyerapan sinar
ultraviolet maupun sinar tampak yang menyebabkan terjadinya transisi elektron
(perpindahan elektron dari tingkat energi yang rendah ketingkat energi yang
lebih tinggi). Beberapa
sumber radiasi polikromatik yang dipakai pada spektrofotometer UV-Vis adalah
lampu deuterium, lampu tungsten dan lampu merkuri. Sumber radiasi tersebut akan
mengeksitasi benda ke tingkat energi yang lebih tinggi (Octaviani, 2014).
B. Pongompleks Tiosianat
Metode standar
penentuan tiosianat dilakukan dengan metode spektrofotometri, dengan penambahan
besi (III) sehingga terbentuk besi (III) tiosianat yang berwarna merah. Selain itu, telah dikembangkan metode tes
kit tiosianat yang didasarkan pada pembentukan kompleks besi (III) tiosianat yang berwarna merah pada
konsentrasi 1-30 ppm. Penentuan
waktu optimum reaksi oksidasi tiosianat dan pembentukan senyawa hidrindantin
dilakukan untuk mengetahui waktu proses oksidasi tiosianat dan pembentukan
senyawa hidrindantin secara sempurna dan mencapai kesetimbangan (Kusumaningtyas, 2015).
C. Pengompleksan Besi
Besi merupakan logam
transisi yang sangat berguna dan logam yang sangat reaktif. Dalam keadaan
murni, besi tidak terlalu keras, tetapi jika ditambahkan dengan sedikit karbon
dan logam lainnya maka akan terbentuk alloy
baja yang kuat. Kadar besi dapat ditentukan dengan metode spektrofotometri
UV-Vis. Besi yang akan dianalisis, direduksi terlebih dahulu kemudian
dikomplekskan dengan senyawa pengompleks, sehingga menghasilkan warna spesifik.
Senyawa besi memiliki dua tingkat oksidasi, yaitu Fe2+ (ferro) dan
Fe3+ (ferri). Pengompleksan besi dengan menggunakan 1,10-fenantrolin
akan menghasilkan pewarnaan merah jingga, yang disebabkan pembentukan kation
kompleks [Fe(C12H8N2)3]2+.
Selain itu dalam penentuan larutan standar besi dengan 1,10-fenantrolin secara
spektrofotometri absorbansi tidak berubah dalam waktu tertentu (Dianawati,
2013).
D. Teknik Kurva Standar
Metode analisa yang lazim digunakan dalam analisis suatu
unsur secara kuantitatif dalam pengukuran spektrofotometri pada umumnya
menggunakan teknik kurva kalibrasi. Tetapi pada metode tersebut terdapat
kelemahan yang dikarenakan adanya matrik dalam sampel tersebut sedangkan pada
larutan standar tidak adanya matrik, sehingga diperlukan metode lain yang
diharapkan dapat meminimalisir pengaruh dari kondisi tersebut. Presisi adalah
ukuran kedekatan nilai data satu dengan yang lainnya dalam suatu pengukuran
pada kondisi analisis yang sama. Nilai batas deteksi merupakan nilai batas
konsentrasi tesrendah dari analit yang masih dapat terdeteksi oleh
alat spektrofotometer (Suriansyah, 2012).
E. Akurasi, Presisi dan Batas Deteksi
Akurasi merupakan ketepatan metode analisis atau
kedekatan antara nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi,
nilai sebenarnya atau nilai rujukan. Penentuan ketepatan dan kadar teoritis
dari jumlah tertentu senyawa standar yang sengaja ditambahkan ke dalam sampel.
Presisi menyatakan derajat kesamaan antar hasil yang terukur dari pengambilan
sampel yang berulang dari suatu sampel yang homogen menggunakan suatu metode
analisis. Presisi sering diekspresikan
dengan SD (standard deviation) atau RSD (relative standard deviation)
dari serangkaian data. Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi analit
terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat
dikuantifikasi (Purwanita, 2009).

METODE PRAKTIKUM
A. Alat
dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu
labu ukur 100 mL, 50 mL,
25 mL, tabung reaksi, pipet volume 25 mL, botol semprot, filer, gelas beker 250
mL, dan batang pengaduk.
2.
Bahan
Bahan
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu larutan induk Fe3+,
larutan HNO3 4M, larutan NH4SCN 1M, aquades, larutan CH3COONa 2M, larutan phenantrolin 1%, larutan hidroksil-HCl 2% dan HCl pekat.
B. Prosedur
Kerja
Adapun
prosedur kerja dalam percobaan ini yaitu :
1.
Penentuan l maksimum kompleks Fe-SCN
a.
10 mL
larutan Fe3+ 25 ppm dimasukkan kedalam labu takar 25 mL
b.
Ditambahkan
1 mL HNO3 4M dan 4 mL larutan NH4SCN 1M
c.
Diencerkan
dengan aquades hingga batas tera
d.
Didiamkan
hingga terbentuk warna yang stabil
e.
Dimasukkan
kedalam kuvet
f.
Diukur serapan
pada panjang gelombang 400-520 nm
2.
Penentuan konsentrasi ion Fe3+
dengan pengompleks Fe-SCN
a.
Dibuat larutan standar dengan konsentrasi 25 ppm dari larutan induk Fe3+
b.
Dipipet sebanyak 25 mL dan dimasukkan kedalam labu
takar
c.
Ditambahkan dengan larutan HNO3 4 M
sebanyak 5 mL dan larutan NH4SCN 1 M sebanyak 4 mL
d.
Didiamkan larutan tersebut hingga terbentuk warna
stabil
e.
Dibuat kembali larutan dengan konsentrasi 20 ppm, 15 ppm, 10 ppm, dan 0 ppm
f.
Diukur serapan pada panjang gelombang maksimum
g.
Dibuat kurva hubungan konsentrasi dan absorbansi
3.
Penentuan Fe2+
dengan pengompleks orto-phenantrolin
a.
Dibuat larutan dengan konsentrasi 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm dan
25 ppm
b.
Dimasukkan dalam labu takar dengan penambahan
larutan CH3COONa, hidroksilamin-HCl dan larutan orto-phenantrolin
c.
Diencerkan hingga batas tera
d.
Dikocok larutan agar tercampur sempurna
e.
Didiamkan hingga terbentuk warna stabil
f.
Diukur serapan dari sampel pada panjang gelombang
maksimum
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
B. Analisis Data
C. Reaksi

D. Pembahasan
Spektrofotometri UV-Vis
adalah metode analisis berdasarkan interaksi antara radiasi elektromagnetik
ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai
instrumen spektrofotometer dengan suatu materi (senyawa). Metode ini berdasarkan penyerapan sinar
ultraviolet maupun sinar tampak yang menyebabkan terjadinya transisi elektron
(perpindahan elektron dari tingkat energi yang rendah ketingkat energi yang
lebih tinggi). Beberapa
sumber radiasi polikromatik yang dipakai pada spektrofotometer UV-Vis adalah
lampu deuterium, lampu tungsten dan lampu merkuri. Sumber radiasi tersebut akan
mengeksitasi benda ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Besi merupakan salah
satu logam unsur transisi yang banyak digunakan dalam perindustrian. Besi juga
merupakan unsur terbanyak keempat dalam litosfer bumi setelah oksigen, silicon
dan aluminium. Kegunaan besi yang paling penting
adalah dalam pembuatan baja (alloy). Besi memiliki dua tingkat oksidasi, yaitu
Fe2+ (ferro) dan Fe3+ (ferri).
Kadar besi dapat
ditentukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Besi yang akan dianalisis,
direduksi terlebih dahulu kemudian dikomplekskan dengan senyawa pengompleks,
sehingga menghasilkan warna spesifik. Metode spektrofotometri UV-VIS didasarkan
pada penyerapan sinar tampak oleh suatu larutan berwarna. Hanya larutan senyawa
yang berwarna ynag dapat ditentukan dengan metode ini. Senyawa tak berwarna
dapat dibuat berwarna dengan mereaksikannya dengan pereaksi yang menghasilkan
senyawa berwarna. Contohnya ion Fe3+ dengan ion CNS-
menghasilkan larutan berwarna merah.
Seperti
halnya pada percobaan ini digunakan pula pengompleks Fe-SCN dalam sampel metode
spektrofometer UV-Vis dengan tehnik kurva standar. Kegiatan awal yang dilakukan
pada percobaan ini yakni penentuan panjang gelombang maksimum kompleks Fe-SCN. Proses
penentuan panjang gelombang ini dilakukan dengan mereaksikan larutan standar
besi (III) yang berada di dalam labu takar dengan larutan SCN- yang
merupakan pereaksi warna dan reaksinya dengan larutan besi yang merupakan
senyawa kompleks [Fe(SCN)]2+. Pereaksi ini akan menghasilkan warna
yang menyerap dengan kuat sehingga dapat digunakan untuk analisa besi dalam
kadar kecil.
Penentuan
panjang
gelombang maksimum ini bertujuan untuk agar zat-zat yang mengganggu tidak ikut
terserap ataupun memberikan serapan, dalam hal ini yang akan memberikan serapan
hanya logam yang dianalisis (besi) sedangkan tidak boleh memberikan serapan.
Pengukuran serapan atau absorbansi spektrometri biasanya dilakukan pada suatu
panjang gelombang yang sesuai dengan serapan maksimum karena konsentrasi besar
pada titik ini, artinya serapan larutan encer masih terdeteksi. Percobaan ini
dlakukan dengan membuat larutan standar
ion Fe3+ dengan konsentrasi 0,0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm,
dan 25 ppm. Laruatan standar
DAFTAR PUSTAKA
Dianawati,
Sisca & R. Djarot Sugiarso. (2013). Studi Gangguan
Ag(I) Dalam Analisa Besi Dengan Pengompleks 1,10-Fenantrolin Pada Ph 4,5 Secara
Spektrofotometri UV-Vis. JURNAL SAINS DAN
SENI POMITS Volume 2, No. 2, 29-33.
Kusumaningtyas, Nadia Mira., Hermin Sulistyarti., & Qonitah Fardiyah. 2015. Optimasi Metode Spektrofotometri Untuk Penentuan
Tiosianat Berdasarkan Pembentukan Senyawa Hidrindantin Menggunakan Oksidator Hipoklorit. Kimia Student Journal. Volume 1 (1), 677-683.
Octaviani Tri, Any Guntarti, & Hari Susanti.
2014. Penetapan Kadar ß-Karoten Pada Beberapa Jenis Cabe (Genus Capsicum)
Dengan Metode Spektrofotometri Tampak. Jurnal
Pharma ҫiana, Volume 4, No. 2, 101-109
Purwanita, Wahyu. 2009. Validasi Dan Pengembangan Penetapan Kadar Tablet Besi (Ii) Sulfat
Dengan Metode Titrasi Permanganometri Dan Serimetri Sebagai Pembanding.
Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah. Surakarta.
Suriansyah,
A., Gusrizal, & Adhitiyawarman. 2012. Alibrasi
Dan Adisi Standar Pada Pengukuran Merkuri Dalam Air Dengan Kandungan Senyawa
Organik Tinggi Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom. JKK, volume 1 (1), halaman 40-44.
Komentar
Posting Komentar