Laoran DDPA Percobaan 1 DESTILASI

PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Destilasi atau penyulingan adalah suatu proses pemisahan komponen yang
berdasarkan pada perbedaan titik didih dimana komponen yang mempunyai titik
didih yang rendah lebih dulu keluar dibanding komponen yang mempunyai titik
didih yang tinggi.
Ada bebrapa macam destilasi, salah satunya adalah destilasi sederhana. Destilasi sederhana
atau destilasi biasa
adalah teknik pemisahan kimia
untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang
memiliki perbedaan titik
didih yang jauh.
Suatu campuran dapat dipisahkan
dengan destilasi biasa
ini untuk memperoleh senyawa
murni. Destilasi dilakukan untuk
memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila komponen lain tidak
ikut menguap (titik didih lain jauh lebih tingg). Misalnya metanol dan air.
Pada proses ini digunakan destilasi sederhana.
Metanol, juga
dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa
kimia dengan rumus kimia CH3OH. Metanol
merupakan bentuk alkohol paling
sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan,
mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas
(berbau lebih ringan daripada etanol). metanol digunakan sebagai bahan pendingin anti beku,
pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri. Metanol
diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil
proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah
beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi
oleh oksigen
dengan bantuan sinar matahari menjadi karbon
dioksida dan air.
Oleh karena itu untuk mengetahui cara memurnikan metanol dari air dengan
destilasi sederhana maka dilakukan praktikum ini.
B.
Tujuan
Praktikum
Tujuan yang
dicapai pada praktikum ini yaitu :
1.
Dapat
merangkai alat untuk destilasi sederhana dan memahami prinsip kerja dari
destilasi sederhana.
2.
Dapat
menggunakan alat untuk pemisahan atau pemurnian suatu zat dengan cara destilasi
sederhana.
C.
Prinsip
Percobaan
Prinsip dari percobaan ini yaitu pemisahan dua senyawa polar (air dan madu) berdasarkan
perbedaan titik didih larutan dimana analit yang
memiliki titik didih yang rendah akan menguap lebih awal.

TEORI PENDUKUNG
A.
Pengertian
destilasi
Destilasi
atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefenisikan
juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan pada perbedaan titik didih
masing-masing komponen yang akan dipisahkan. Dalam destilasi , campuran zat
dididihkan pada titik didih cairan yangakan dipishkan sehingga menguap, dan uap
ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titk didih lebih rendah akan menguap
lebih dul.destilasi merupakan salah satu jenis pemisahan untuk tujuan pemurnian
suatu sampel atau pemisahan pelarut. Teknik pemisahan dengan metode destilasi
tersebut didasarkan atas perbedaan titk didih cairan komponen yang akan
dipisahkan atau dimurnikan (Anonim,
2015).
Proses destilasi merupakan salah satu cara untuk
memisahkan komponen dalam larutan yang terbentuk cair atau gas dengan
mendasarkan pada perbedaan titik didih komponen yang ada didalamnya. Dasar dari
pemisahan dengan destilasi adalah jika suatu campuran komponen diuapkan maka
komposisi pada fase uap akan berbeda dengan fase cairnya. Untuk komponen yang
memiliki titik didih lebih rendah maka akan didapatkan komposisi yang cenderung
lebih besar pada fase uapnya, uap ini diembunkan dan didihkan kembali secara
bertingkat-tingkat maka akan diperoleh komposisi yang semakin murni pada salah
satu komponen. Pada beberapa campuran komponen, untuk komposisi, suhu dan
tekanan tertentu tidak memenuhi kecendrungan tersebut artinya jika campuran
tersebut didihkan maka komposisi fase uapnya akan memiliki komposisi yang sama
dengan fase cairnya kondisi ini disebut azeatrop, sehingga campuran pada
kondisi ini tidak dapat dipisahkan dengan cara destilasi biasa ( Abassato,
2007).
Ada berbagai cara yang sering dilakukan untuk mendapatkan
air bersih yaitu perebusan, penyaringan,
destilasi dan lain – lainnya. Cara perebusan dilakukan hanya untuk mematikan
kuman dan bakteri – bakteri yang merugikan, namun kotoran yang berupa padatan–padatan
kecil tidak bisa terpisah dengan air. Penyaringan digunakan hanya untuk
menyaring kotoran – kotoran yang berupa padatan kecil, namun kuman dan bakteri
yang merugikan tidak bisa terpisah dari air. Cara destilasi merupakan cara yang
efektif digunakan untuk menghasilkan air bersih yang bebas dari kuman, bakteri,
dan kotoran yang berupa padatan kecil. Pada proses destilasi, yang diambil
hanya air kondensatnya, kuman dan bakteri akan mati oleh proses pemanasan, dan
kotoran akan mengendap di dasar basin (Astawa, 2011).
B.
Jenis-jenis
destilasi
1.
Destilasi Sederhana
Destilasi sederhana
atau destilasi biasa
adalah teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang
memiliki perbedaan titik
didih yang jauh.
Suatu campuran dapat dipisahkan
dengan destilasi biasa
ini untuk memperoleh senyawa
murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap
saat mencapai titik
didih masing-masing.
2.
Destilasi Fraksionasi (Bertingkat)
Sama prinsipnya
dengan destilasi sederhana,
hanya destilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang
lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan
titik didih yang
berdekatan. Untuk memisahkan dua
jenis cairan yang sama mudah menguap dapat dilakukan dengan
destilasi bertingkat. Destilasi
bertingkat adalah suatu proses
destilasi berulang. Proses
berulang ini terjadi pada
kolom fraksional. Kolom
fraksional terdiri atas beberapa
plat dimana pada
setiap plat terjadi
pengembunan. Uap yang naik plat yang lebih tinggi lebih banyak
mengandung cairan yang lebih
atsiri (mudah menguap)
sedangkan cairan yang yang
kurang atsiri lebih
banyak kondensat.
3. Destilasi
Azeotrop
Memisahkan campuran
azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan),
biasanya dalam prosesnya digunakan
senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut atau
dengan menggunakan tekanan
tinggi.
4. Destilasi Uap
Untuk memurnikan
zat / senyawa
cair yang tidak
larut dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat
cair tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau
mengalami reaksi pengubahan (rearranagement), maka
zat cair tersebut
tidak dapat dimurnikan secara destilasi
sederhana atau destilasi bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan
destilasi uap. Destilasi uap adalah
istilah yang secara
umum digunakan untuk
destilasi campuran air dengan
senyawa yang tidak
larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air kedalam
campuran sehingga bagian yang dapat
menguap berubah menjadi
uap pada temperature yang
lebih rendah dari
pada dengan pemanasan langsung.
5. Destilasi Vakum
Memisahkan dua
kompenen yang titik
didihnya sangat tinggi, motode
yang digunakan adalah
dengan menurunkan tekanan permukaan
lebih rendah dari
1 atm, sehingga
titik didihnya juga menjadi
rendah, dalam prosesnya
suhu yang digunakan untuk
mendistilasinya tidak perlu
terlalu tinggi (Walangare, 2013).
C. Metanol
Metanol, juga dikenal
sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa kimia
dengan rumus kimia
CH3OH.
Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia
berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar,
dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol).
metanol digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan
sebagai bahan additif bagi etanol industri. Metanol diproduksi secara alami
oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri.
Hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah
beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi
oleh oksigen
dengan bantuan sinar matahari menjadi karbon
dioksida dan air.
Karena sifatnya yang beracun, metanol sering digunakan sebagai bahan additif
bagi pembuatan alkohol untuk penggunaan industri; Penambahan "racun"
ini akan menghindarkan industri dari pajak yang dapat dikenakan karena etanol
merupakan bahan utama untuk minuman keras (minuman beralkohol). Metanol kadang
juga disebut sebagai wood alcohol karena ia dahulu merupakan produk
samping dari distilasi
kayu. Saat ini metanol dihasilkan melului proses multi tahap. Secara singkat, gas alam
dan uap air dibakar dalam tungku untuk membentuk gas hidrogen dan karbon
monoksida; kemudian, gas hidrogen dan karbon monoksida ini bereaksi
dalam tekanan tinggi dengan bantuan katalis
untuk menghasilkan metanol. Tahap pembentukannya adalah endotermik
dan tahap sintesisnya adalah eksotermik (Wikipedia, 2015).

METODE PRAKTIKUM
A.
Alat
dan Bahan
1. Alat
a.
Satu
set alat Destilasi desilasi (labu destilasi, kondensor, labu, thermometer bersumbat
gabus, adaptor (penghubung), statif, klem dan selang karet).
b.
Elektromantel 1 buah
c.
Gelas
ukur 100 mL 1 buah
d.
Gelas
kimia 1 buah
2. Bahan
a.
Madu
b.
aquades
B.
Prosedur
Kerja
1.
Dipasang
rangkaian alat destilasi (konsultasi dengan asisten)
2.
Di
isi labu destilasi dengan sampel yang akan didestilasi sebanyak + 100
mL
3.
Dimasukkan
beberapa butir batu didih
4.
Dijalankan
air melalui kondensor
5.
Dipanaskan
labu destilasi pada temperatur yang sesuai
6.
Dikontrol
kenaikan temperatur pada thermometer ( suhu harus sesuai dengan sampel yang
didestilasiI)
7.
Dibaca
titik didih destilat
8.
Dilakukan
proses destilasi sampai destilat tidak keluar lagi
9.
Diukur
volue destilat yang diperoleh dan hitung % destilat.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Data
Hasil Praktikum
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Simpulan
|
1
|
100 mL
Metanol dimasukkan ke dalam labu alas bulat
|
|
|
2
|
Dijalankan
air melalui kondensor
|
|
|
3
|
Dipanaskan
labu destilat pada suhu yang sesuai
|
Mulai
muncul uap air
|
|
4
|
Dikontrol
kenaikan temperatur pada termometer
|
Temperatur
yang berbeda di termometer adalah sebesar 110oC
|
Terjadi pemisahan
antara madu dengan air
|
5
|
Destilat
yang tertampung dihitung volumenya
|
Volume
destilat 28 mL
|
|
|


|
|

1.
|


2.

Termometer


3.
|
4.
Elektromantel

5.
Erlenmeyer
6.
|

7.
Air keluar
8.
|

9.
|

10.
Tutup gabus
11.
Kondensor
B. Analisis Data
Volume sampel = 100 mL
Volume
Destilat = 28 mL

Volume
sampel

100 mL
= 28 %
C. Pembahasan
Ada berbagai cara yang sering dilakukan untuk mendapatkan air bersih yaitu
perebusan, penyaringan, destilasi dan lain–lainnya. Cara perebusan dilakukan
hanya untuk mematikan kuman dan bakteri–bakteri yang merugikan, namun kotoran
yang berupa padatan–padatan kecil tidak bisa terpisah dengan air. Penyaringan
digunakan hanya untuk menyaring kotoran–kotoran yang berupa padatan kecil,
namun kuman dan bakteri yang merugikan tidak bisa terpisah dari air. Cara
destilasi merupakan cara yang efektif digunakan untuk menghasilkan air bersih
yang bebas dari kuman, bakteri, dan kotoran yang berupa padatan kecil. Pada
proses destilasi, yang diambil hanya air kondensatnya, kuman dan bakteri akan
mati oleh proses pemanasan, dan kotoran akan mengendap di dasar basin.
Pada
distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh
atau dengan salah satu komponen bersifat volatil.
Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan
menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan,
yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan
pada tekanan
atmosfer.
Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air
dan alkohol.
Proses destilasi merupakan salah satu cara untuk
memisahkan komponen dalam larutan yang terbentuk cair atau gas dengan
mendasarkan pada perbedaan titik didih komponen yang ada didalamnya. Dasar dari
pemisahan dengan destilasi adalah jika suatu campuran komponen diuapkan maka
komposisi pada fase uap akan berbeda dengan fase cairnya.
Secara
teori, hasil distilasi dapat mencapai 100% dengan cara menurunkan tekanan
hingga 1/10 tekanan
atmosfer. Dapat pula dengan menggunakan
distilasi azeotrop yang menggunakan penambahan pelarut organik
dan dua distilasi tambahan, dan dengan menggunakan penggunaan cornmeal
yang dapat menyerap air baik dalam bentuk cair atau uap pada kolom terakhir. Namun, secara praktek
tidak ada distilasi yang mencapai 100 %.
Percobaan kali ini, hal pertama yang kami lakukan adalah merangkai alat
destilasi, kemudian memasukkan 100 mL larutan metanol kedalam labu alas bulat
dan dijalankan air melaluui kondensor. Selanjunya dipanaskan labu destilasi
dengan suhu yang sesuai sampai mendidih. Pada saat campuran dipanaskan dan
ketika suhu termometer berada pada 64.5oC, cairan dalam labu alas
bulat telah muncul gelembung-gelembung yang menunjukkan bahwa metanol telah
mencapai titik didihnya. Pada saat inilah suhu temperatur harus dijaga agar
tetap berada pada suhu konstan (titik didih air). Hal ini menunjukkan bahwa pada
temperatur 64.5oC ini, tekanan uap metanol sama dengan tekanan
atmosfer, sehingga metanol akan menguap sedangkan air akan tetap berada pada labu
destilasi karena pada temperatur tersebut belum mencapai titik didih air. Uap
Metanol akan keluar melalui kondensor. Kondensor ini berfungsi sebagai
pendingin, sehingga pada kondensor ini terjadi peristiwa kondensasi atau pengembunan
dimana uap metanol didinginkan sehingga mengembun dan menjadi cairan kembali. metanol
kemudian akan mengalir dari kondensor rmelalui adaptor, lalu ditampung pada erlenmeyer,
dan hasil akhir itu disebut destilat, dan destilat disini adalah metanol.
Percobaan
kali ini, dihasilkan destilat sebanyak 28 ml (air) dari volume metanol awal dalam campuran100 ml. Jadi, volume metanol yang didapat adalah 28 mL.
Sehingga diperoleh efisiensi kadar meanol sebanyak 28%. Artinya, dari 100% metanol dan air yang
didestilasi, diperoleh 28% sebagai destilat.

SIMPULAN
Berdasarkan
hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa destilasi
sederhana merupakan tekhnik pemisahan dua senyawa yang memiliki titik didih
yang berbeda dan dari percobaan diperoleh rendemen sebesar 28 %.

Abbassato, Tony
Irwani & Eko Aris budiarto. (2007). Efisiensi kolom sieve Tra pada
destilasi yang mengandung tiga komponen (Aceton-alkohol-air). Jurnal Nasional. 978-979.
Anonim,
(2015). Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Pemisahan
Analitik. Kendari:
penuntun praktikum
Astawa, Ketut., Made Sucipta., I Putu Gede Artha Negara.
(2011). Analisa Performansi Destilasi Air Laut Tenaga Surya Menggunakan
Penyerap Radiasi Surya Tipe Bergelombang Berbahan Dasar Beton. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 5 No.1.
April 2011 (7-13)
Ratnayanti., K, S., ad,dwi,N,M,A. & Git.,
IG,A,M,A,S. (2008). Penentuan kadar glukosa dan fruktosa pada madu randu dan
madu kerengkeng dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi. juranal kimia, 2(2), 77-78.
Wikipedia. (2015). Metanol. [online]. Tersedia dalam Http//www.wikipaedia.com (3 Juni 2015)

Prosedur Kerja
![]() |
|||
![]() |
Komentar
Posting Komentar